Semarang, 92.6 FM-Produksi garam di Jawa Tengah merupakan terbesar di Indonesia setelah Jawa Timur. Namun, dalam waktu ke belakang ini produksi garam Jawa Tengah mengalami penurunan. Produk garam di 2015 sebanyak 832 ribu ton, namun di tahun berikutnya turun sebesar 10 persen dan terus menurun hingga semester pertama 2017.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah Lalu M. Syafriadi mengatakan, dengan merosotnya produksi garam Jawa Tengah, maka berpengaruh pada permintaan di masyarakat dan mengakibatkan ketidakseimbangan permintaan pasar. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan garam di masyarakat, agar tidak terjadi ketimpangan. Salah satunya dengan membuka kran impor garam, untuk sementara waktu memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Yang perlu dilakukan dalam jangka pendek adalah buka kran impor garam dulu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kemudian, kita tata kembali areal tambak garam dan tata niaga perdagangan garam dalam negeri,” kata Lalu.
Diketahui, harga garam di dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan 100 persen. Untuk garam kotak yang biasanya dijual Rp4 ribu per bungkus, sekarang menjadi Rp10 ribu per bungkusnya. Sedangkan garam halus dari Rp5 ribu per bungkus, menjadi Rp12 ribu per bungkus. Kenaikan harga itu ada beberapa sebab, di antaranya produsen kekurangan bahan baku, gagal panen dan pelarangan impor bahan baku garam. (Bud)