Semarang, 92.6 FM-Selama dua pekan sebelum bulan puasa dan selama Ramadan tahun ini, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang sudah melakukan pengawasan terhadap peredaran makanan. Pengawasan dilakukan dalam dua jenis, yaitu pengawasan ke sarana distribusi dan pengawasan takjil menjelang buka puasa. Hasilnya, masih banyak ditemukan makanan yang diketahui tidak layak edar atau tidak layak konsumsi di pasar tradisional atau pasar moderen.
Pelaksana harian Kepala BPOM di Semarang Agus Subagyo mengatakan, pihaknya secara rutin melakukan pengawasan di sarana distribusi di 26 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Dari hasil pengawasan di sarana distribusi, masih ditemukan makanan-makanan yang tidak layak konsumsi di masyarakat.
Sedangkan dari pemantauan penjualan takjil di jalan, juga banyak ditemukan makanan dan minuman yang mengandung bahan kimia berbahaya. Yakni formalin dan Rhodamin B. Bahan makanan dan takjil yang tidak layak konsumsi itu, selanjutnya dilakukan penyitaan dan pemusnahan.
“Sebanyak 23 persen ditemukan produk tanpa izin edar, 14 persen makanan kedaluwarsa di sarana distribusi dan 29 persen makanan rusak. Hasil temuan itu kita tindak lanjuti di sarana maupun BPOM, dengan melakukan pemusnahan,” kata Agus.
Terkait dengan masih ditemukannya makanan dan minuman takjil mengandung bahan kimia berbahaya, lanjut Agus, pihaknya akan melakukan penelurusan penjual bahan pangan berbahaya itu. Rencananya, kegiatan intensifikasi dan pengawasan akan terus dilakukan sampai menjelang hari raya. Harapannya, masyarakat tidak dirugikan karena membeli atau mengonsumsi makanan tidak layak edar. (Bud)