Semarang, 92.6 FM-Kebakaran hutan di beberapa wilayah di Jawa Tengah kerap terjadi, ketika memasuki musim kemarau atau masa peralihan. Sehingga, kejadian bencana kebakaran hutan saat musim kemarau harus diantisipasi dan diwaspadai.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Sarwa Pramana mengatakan, sepanjang 2016 kemarin ada 2.300 bencana yang terjadi di provinsi ini. Sementara, kasus kebakaran masuk di urutan ketiga dalam daftar bencana yang paling sering terjadi di Jawa Tengah, setelah tanah longsor dan banjir.
Oleh karena itu, jelas Sarwa, pada musim peralihan saat ini pihaknya menginstruksikan warga mewaspadai terjadinya kebakaran. Terutama, di sekitar kawasan hutan di pegunungan.
Dengan cuaca yang panas, kebakaran di hutan berpotensi terjadi. Misalnya gesekan ranting kering dan jejak bekas api unggun milik pendaki.
“Peralihan pancaroba dan memasuki musim kemarau ini kita lihat, apakah nanti gunung di seluruh Jawa Tengah akan terbakar? Para pendaki juga kita ingatkan, jangan meninggalkn jejak api unggun yang masih ada bara apinya,” kata Sarwa.
Lebih lanjut Sarwa menjelaskan, pihaknya sudah mengimbau kepada penduduk yang tinggal di sekitar hutan untuk ikut mengawasi para pendaki, agar tidak meninggalkan jejak api unggun. Sedangkan bagi penduduk di kawasan padat, juga diminta waspada tehadap potensi terjadinya bencana kebakaran. (Bud)