Semarang, 92.6 FM-Sebanyak 1.100 desa yang tersebar di 317 kecamatan di Jawa Tengah, ditetapkan sebagai daerah rawan kekeringan tahun ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng bersama BPBD dan PDAM se-Jateng dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), langsung menggelar rapat koordinasi menyikapi musim kemarau tahun ini.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Sarwa Pramana mengatakan, sudah ada lebih dari lima daerah yang ditetapkan status darurat siaga kekeringan. Salah satunya adalah Kabupaten Boyolali.
Menurut Sarwa, penetapan status siaga kekeringan itu akan menjadi dasar dana siap pakai dari BNPB. Karena, untuk Jawa Tengah mendapatkan alokasi dana antara Rp8 miliar sampai Rp9 miliar.
Untuk langkah jangka pendek sekarang ini, sudah dilakukan droping air bersih ke beberapa daerah kekeringan. Yakni ke Kabupaten Pemalang, Banyumas, Klaten dan Wonogiri.
“Sampai hari ini baru Banyumas, Pemalang termasuk Klaten dan Wonogiri lainnya belum. Dana pengadaan air bersih di kabupaten/kota lainnya masih cukup. Dari provinsi akan turun, kalau kabupaten/kota minta,” kata Sarwa.
Untuk droping air bersih, lanjut Sarwa, setiap kabupaten/kota menyiapkan rerata 200 sampai 300 tangki air bersih. Sementara, dana dari pemprov untuk mengatasi kekeringan disiapkan Rp600 juta dan bisa diambil kabupaten/kota yang dana penanganan kekeringannya sudah habis. Apabila dana cadangan pemprov habis, maka yang akan dipakai adalah dana dari BNPB. (Bud)