Magelang, 92.6 FM-Sejalan dengan penguatan kelembagaan pertanian, Bank Indonesia menginisiasi perbaikan logistik pangan melalui penerapan teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna itu, diimplementasikan melalui penerapan teknologi ozone yang dikembangkan Center for Plasma Research Universitas Diponegoro (Undip).
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, teknologi ozone berfungsi untuk memperpanjang masa simpan sekaligus menjaga kualitas bahan makanan yang mudah busuk. Salah satunya adalah komoditas hortikultura berupa cabai dan sayuran.
Caranya, jelas Agus, komoditas yang mudah busuk dan rentan terkena penyakit disemprot atau direndam ke kolam ozone, kemudian disimpan di ruang pendingin bersuhu antara 10-15 derajat celcius. Penerapan teknologi ozone di tingkat petani itu, merupakan pembaharuan business model yang efektif dan efisien dalam penanganan logistik pangan di Jawa Tengah.
“BI membantu supaya kualitas hasil pangan menjadi lebih baik. Jadi, kualitas produksi pertanian di Jawa Tengah harus dibuat lebih baik, salah satunya dengan teknologi ozon yang bisa mengawetkan tanaman hortikultura,” jelasnya.
Menurut Agus, sebagai tahap awal dari penerapan teknologi ozone, pilot projectnya adalah klaster hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, yang merupakan binaan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah. Bank Indonesia membantu melalui program Dedikasi untuk Negeri, berupa bantuan gudang pangan, ruang pendingin dan seperangkat alat ozone kepada Gabungan Kelompok Tani Kabupaten Magelang.
Apabila berhasil, maka diharapkan bisa direplikasi ke beberapa sentra produksi pangan lainnya di Jawa Tengah dan nasional. (Bud)