Semarang, 92.6 FM-Gawe pesta demokrasi rakyat di Jawa Tengah pada tahun depan, akan semakin ramai karena ada dua pemilihan umum (Pemilu). Yakni Pilkada serentak di tujuh kabupaten/kota dan Pilgub Jateng 2018.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah Juhanah mengatakan, perlu adanya pengawasan yang ekstra terhadap pelaksanaan pesta demokrasi di provinsi ini. Sebab, dengan keterbatasan jumlah personel pengawas di Bawaslu dan panwaslu masing-masing kabupaten dan kota di Jawa Tengah, maka perlu pelibatan dari kelompok masyarakat.
Yang selama ini sudah dilakukan, jelas Juhanah, adalah keterlibatan dari unsur-unsur masyarakat misalnya kalangan perguruan tinggi hingga media massa. Bahkan, pihaknya juga akan menggandeng kaum difabel untuk ikut membantu mengawasi pelaksanaan pilkada di Jawa Tengah.
“Selama ini kita sudah menggandeng kelompok masyarakat melalui pengawasan partisipatif. Kelompok masyarakat yang dilibatkan di antaranya adalah kalangan perguruan tinggi, kaum difabel dan media massa,” kata Juhanah.
Juhanah menjelaskan, dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu, pihaknya juga akan menyusun Indeks Kerawanan Pilkada (IKP) sebagai instrumen deteksi dini dar potensi kerawanan di setiap wilayah. Harapannya, segala bentuk potensi kerawanan bisa diantisipasi, diminimalisasi dan dicegah. (Bud)