Semarang, Idola 92.6 FM- Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah yang dinilai terlalu adem ayem, dianggap mengkhawatirkan dan merisaukan. Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Diponegoro Semarang, Nur Hidayat Sardini, saat menjadi pembicara dalam diskusi “Menyongsong Pilkada Jateng 2018”, di Hotel Quest Semarang, Kamis (30/11/2017).
Menurutnya, antusias pelaksanaan Pilgub Jawa Tengah 2018 sampai dengan saat ini masih adem ayem saja. Berbeda dengan provinsi tetangga, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur yang sudah muncul nama-nama pasangan calon.
Hidayat menjelaskan, tanpa pergerakan yang jelas menandakan edukasi politik di Jawa Tengah tidak berjalan dengan baik. Parpol yang paling berperan terhadap edukasi politik masyarakat, dianggap sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terhadap dinamika Pilgub Jateng 2018.
Padahal, dinamika pilkada bisa bergairah dan seru apabila edukasi politik dari parpol berjalan dengan baik. Namun, sampai dengan saat ini baik partai besar maupun partai menengah tidak mampu menjalankan perannya memberikan edukasi politik kepada masyarakat.
“Suasana pilkada di Jateng ini memang agak menghanyutkan. Padahal, daerah lain grengsengnya sudah sangat terasa. Dengan tenangnya seperti ini, saya justru merisaukan. Ada problem besar di Jateng tentang edukasi politik dari parpol,” kata Hidayat.
Selain dari parpol, lanjut mantan ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI itu, belum berjalannya edukasi politik kepada masyarakat juga menjadi tanggung jawab penyelenggara pemilu. Yakni dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat. (Bud)