Semarang, Idola 92.6 FM – Sebanyak 20 mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang berasal dari Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik Elektro memperoleh beasiswa pendidikan dari Kitano Foundation Japan dan PT Indonesia Stanley Electric (ISE).
Kegiatan penyerahan beasiswa ini kali kedua diberikan oleh perusahaan dan dihadiri jajaran manajemen PT ISE, yakni Mr Satoshi Wakabayashi (Presiden Direktor), SL Suwanto (Direktur) dan Heroica Budi (Manager HRD ISE). Acara dibuka oleh Rustono, SE, MM (Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Polines), di Ruang Serba Guna, Kampus Polines, Tembalang, Rabu (4/10). Turut hadir pimpinan jurusan, dosen, mahasiswa serta pihak terkait.
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Polines, Rustono, SE, MM, menyambut baik inisiatif pihak industri untuk mendukung proses pendidikan di Indonesia berupa pemberian beasiswa bagi mahasiswa. “Kiranya beasiswa ini menambah semangat mahasiswa untuk terus belajar,” kata Rustono dalam siaran persnya kepada www.radioidola.com, Kamis (5/10).
Menurutnya, hubungan kerjasama pihak industri dan lembaga pendidikan tinggi Polines akan terus diperkuat. Agar sinergisitas ini turut mendorong terciptanya lulusan yang terampil, memiliki daya saing dan profesional. “Selain beasiswa, kerjasama yang akan terjalin berupa magang atau praktek mahasiswa,” ujarnya.
Selanjutnya, Mr Satoshi Wakabayashi selaku Presiden Direktor PT ISE, mengatakan, perusahaannya adalah industri yang memproduksi lampu otomotif roda dua dan roda empat untuk dipakai sebagian besar industri otomotif yang ada di Indonesia. Saat ini dari 1600 karyawan terdapat 20 alumni Polines yang telah bekerja di perusahannya. “Kami sangat terbuka bagi lulusan terbaik Polines dapat berkarir di PT ISE,” jelasnya. “Kehadiran lulusan Polines turut menopang bisnis perusahannya,” tuturnya.
Setelah acara penyerahan beasiswa, dilanjutkan dengan kuliah tamu dengan narasumber SL Suwanto (Direktur ISE). Dalam kesempatan kuliah ini, Suwanto memberikan motivasi kepada mahasiswa Polines. “Di perusahaan kami, moral yang baik harus dimiliki setiap karyawan,” katanya.
Dengan moral yang baik, maka karyawan akan bersinergi untuk kemajuan perusahaan. “Kami butuh super team, bukan super man”, ungkapnya.
Dengan super team, lanjutnya, maka akan banyak melibatkan banyak orang. Sebaliknya superman hanya melibatkan segelintir orang. Dengan memiliki super team yang bagus maka target perusahaan akan optimal dicapai. Diakhir paparannya, Suwanto berpesan, guna menghadapi persaingan kerja secara global minimal mahasiswa menguasai salah satu bahasa asing. “Bahasa Inggris, Jepang, Mandarin atau Korea,” tandasnya. (her)
