Malang, Idola 92.6 FM – Vaksin kontrasepsi pria hasil penemuan Prof. Aulani’am dan Tim nya saat ini sudah terdaftar dan diupayakan mendapatkan hak paten.
Prof. Aulanni’am sebagai peneliti dan staf ahli Institute Biosanis Universitas Brawijaya (UB) Malang menyampaikan produk hasil penelitian ini sudah dilakukan secara in vivo di laboratorium dan menunjukkan hasil yang sangat bagus, sebagai vaksin kontrasepsi pria yang efektif , aman, dan reversible.
“Hak paten dari rangkain penelitian ini sebagai modal peneliti untuk bekerjasama dengan industri , agar tidak akan ada komplain terhadap produk yang sudah kita produksi ,” katanya dalam rilis yang diterima Radio Idola, Kamis (29/9).
Vaksin kontrasepsi yang sedang dikembangkan sejak belasan tahun lalu ini berupa Human Recombint protein yang akan menganggu proses spermatogenesis melaui gangguan terhadap ikatan antara hormon FSH dan reseptornya yaitu FSHR.
Pada prinsipnya, kontrasepsi bagi pria ini bertujuan untuk menghambat pembuahan dengan memperlambat motilitas (gerakan) dan gerakan sperma, sehingga tidak bisa mencapai sel telur.
Cara itu telah diujicobakan ke hewan percobaan mencit dan tikus putih dan telah terbukti dapat mengurangi jumlah anak kedua hewan itu. Selain itu juga tidak mempengaruhi sintesis hormon yang berkaitan dengan libido yaitu hormon LH.
Tahap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya adalah aplikasi pada manusia. Upaya ini dilakukan bekerjasama dengan para dokter terkait reproduksi Pria.
Kontrasepsi tersebut tidak akan mengganggu produksi hormon pria yang berkaitan dengan Libido dan dapat dengan mudah kembali ke kondisi kesuburan semula setelah suntikan dihentikan atau bersifat reversible yaitu terjadi infertilitas pria sementara.
“Kelebihan alat kontrasepsi pria, ini tidak mengganggui profil hormon LH, karena tidak menganggu libidonya. Kontrasepsi ini hanya mencegah spermatogenesis atau pembentukan sperma. Apabila spermatogensis dihambat maka ada penekananan terhadap infertilitas pria. Vaksin ini ideal setelah dihentikan tidak mengganggu proses spermatogenesis dan kualitas sperma akan kem bali semula,” umbarnya.
Untuk diaplikasikan pada manusia, masih melalui beberapa tahap penelitian seperti, penyiapan approval dari komisi etik penelitian kesehatan, ethical clearance dan inform concern.
“Kita ingin dasar penelitiannya berjalan bagus sehingga produk ini jadi unggulan produk berikutnya dari UB melalui program academic, bisnis dan goverment/pemerintah (ABG) dan dan menuju masyarakat melalui program academic, bussines, government, dan communitu (ABGC),” lanjutnya.
Sementara, dalam kunjungan ke Institut Biosains beberapa waktu lalu, kepala BKKBN Pusat Dr. Surya Chandra Surapaty mendukung kontrasepsi pria karya anak bangsa ini.
Dikatakannya, jika memang aman dan efektif maka akan segera disosialisasikan ke masyarakat. “Harapannya kontrasepsi ini bisa disosialisasikan dan mendukung program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga,” tuturnya.
Sementara itu, Vaksin kontrasepsi pria hasil penemuan Prof. Aulani’am dan Tim nya dalam penjajagan kerjasama dengan BKKBN Pusat. (Diaz A/Humas UB)