Semarang, Idola 92.6 FM – Balai Bahasa Jawa Tengah menilai program tayangan televisi seperti sinetron berlatar belakang drama percintaan anak muda banyak menampilkan penggunaan bahasa Indonesia kurang tepat.
Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah Pardi di Semarang, Jumat (29/7) mengatakan, sebagai media, televisi memiliki peran sangat strategis dalam rangka pengembangan dan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Namun, jelasnya, yang terjadi justru sebaliknya tatkala media televisi cenderung memunculkan tayangan yang menggunakan bahasa Indonesia tidak semestinya dan lebih merusak budaya berbahasa di masyarakat.
Inilah rupanya yang membuat banyak masyarakat meyakini media televisi justru menampilkan penggunaan bahasa keliru, akan tetapi justru malah bahasa yang tidak benar diikuti dalam kesaharian berkomunikasi generasi sekarang sebagai penonton tayangan tersebut.
“Kalau saya melihat, yang punya peran besar dibalik penggunaan bahasa Indonesia tidak tepat adalah pemilik modal. Jika insan media televisi tetap berpegang pada aturan bahasa yang benar, tentu suguhan bahasanya tidak seperti sekarang ini,” ujarnya.
Namun demikian, lanjut Pardi, media cetak lah yang justru banyak menampilkan penggunaan bahasa Indonesia sesuai aturan. Bahkan menurutnya, tidak jarang muncul kosakata baru yang menambah khasanah berbahasa.
Sementara itu, Balai Bahasa Jawa Tengah menargetkan mampu menyumbang setidaknya 500-700 kosakata baru bahasa Indonesia. “Saat ini, bahasa Indonesia setidaknya memiliki 99 ribu kosakata,” tutur Pardi. (Budi A/Diaz A/Heri CS)