Teknik Raih Juara Presenter Sicest 2016 Di Universitas Sriwijaya

Semarang, Idola 92.6 FM – Pengalaman merupakan guru terbaik bagi diri manusia, perumpamaan tersebut adalah benar adanya. Semakin sering berlatih akan menjadikan diri lebih baik dan siap untuk menghadapi rintangan di depan. Berlatih, berkompetisi dan mendapatkan pengalaman tentunya bermanfaat bagi diri manusia, seperti meningkatkan kemampuan public speaking, leadership,management time dll. Hal tersebut dilakukan mahasiswa Teknik Lingkungan yang sukses mendapat penghargaan Best Presentation pada SICEST 2016.

Sriwijaya International Conference on Engineering, Science and Technology (SICEST 2016) merupakan acara yang diselenggarakan pada tanggal 8-10 November 2016 oleh Universitas Sriwijaya. Acara yang digelar oleh Fakultas Teknik  ini diselenggarakan di Pulau Bangka. Selain mewadahi ajang berkumpulnya para peneliti lebih dari 20 negara berbeda, acara ini sekaligus sebagai media promosi pariwisata Pulau Bangka yang harus terus ditingkatkan.

Pada acara SICEST 2016, mahasiswa Teknik Lingkungan Undip yang didampingi oleh Dr. Ir. Syafrudin, CES, MT (Teknik Lingkungan), Prof. Dr. Ir.Budiyono, M. Si (Teknik Kimia) dan Purwono, S.Si, M.Si (Teknik Lingkungan) menyajikan 3 paper yang masing-masing dipresentasikan oleh Hashfi Hawali Abdul Matin (Teknik Lingkungan 2012), Indra Hukama Ardinata (Teknik Lingkungan 2012) dan Larasati Gumilang Kencanawardhani (Teknik Lingkungan 2012).

Pada Simposium bertema Chemical Process, Biotechnology & Energy Engineering, paper berjudul The Effect of Enzymatic Pretreatment and C/N Ratio to Biogas Production from Rice Husk Waste during Sold State Anarobic Digestion (SSAD) yang disajikan oleh Hashfi Hawali Abdul Matin mendapatkan penghargaan Best Presentation. Ditemui setelah pengumuman pemenang dan pembagian hadiah, Hashfi sebagai peraih penghargaan Best Presentation, mengaku sangat senang setelah meraih gelar juara ini. Sebelumnya, Hashfi menyadari bahwa limbah sekam padi sangat melimpah di Indonesia sehingga harus ada terobosan untuk memanfaatkannya. Melalui seminar internasional ini, ia dapat memaparkan idenya untuk mengembangkan limbah yang pemanfaatannya sangat rendah tersebut menjadi barang yang bernilai dan bermanfaat.

“Saya harap penelitian ini dapat dikembangkan dan diaplikasikan dengan skala yang lebih besar,” tutup Hashfi mengakhiri sesi wawancara. (Humas Universita Diponegoro)

Ikuti Kami di Google News