Semarang, Idola 92.6 FM – Gelaran Sensus Ekonomi 2016 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah diakui belum berjalan mulus karena beberapa kendala.
Salah satunya, Kepala BPS Jateng Margo Yuwono mengatakan kendala yang dihadapi adalah ketika harus mendata perusahaan berskala menengah hingga sedang di provinsi ini.
“Kendala yang paling banyak ditemui di lapangan, adalah ketidak-cocokan waktu antara antara petugas sensus dengan para pelaku usaha. Khususnya industri skala besar, ada yang harus pakai izin segala,” kata Margo, di Semarang baru-baru ini.
Diungkapkan, jumlah badan usaha di provinsi ini yang telah berhasil disensus mencapai 26,83 persen dari total target keseluruhan 4 juta usaha.
Berdasarkan hasil evaluasi, pihaknya mengungkapkan masih perlu bekerja lebih keras lagi untuk menyukseskan gelaran sensus ekonomi. Sebab, hingga tengah bulan pelaksanaannya hasil Sensus Ekonomi 2016 belum mencapai 50 persen.
Lebih lanjut, Margo menjelaskan selain karena masalah perizinan, hal lain yang menghambat proses Sensus Ekonomi 2016 adalah ketakutan kalau rahasia perusahaan diketahui sampai hal lain yaitu persoalan perpajakan.
Padahal, papar dia, sensus ekonomi tidak ada hubungannya dengan pajak dan data perusahaan peserta sensus dijamin undang-undang. “Semua dijamin undang-undang, tidak ada sama sekali hubungannya soal pajak,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk presentase hasil sensus Kota Semarang dan Surakarta hasilnya masih di bawah 20 persen. Sedangkan Kabupaten Blora dan Rembang menjadi daerah yang realiasasi sensus ekonominya lebih dari 50 persen. (Budi Aries/Diaz Abidin/Heri CS)