Semarang, Idola 92.6 FM – Rencana pemerintah merekrut Warga Negara Asing (WNA) menjadi rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mendapat reaksi dari berbagai kalangan. Kalangan DPR menilai hal itu aneh karena tidak semua yang berbau asing itu baik apalagi Indonesia memiliki kebudayaan yang unik.
“Kalau misalnya nanti ingin mengimpor rektor utk meningkatkan mutu, mungkin tdk masalah. Yang menjadi masalah justru di peradaban & kebudayaan,” tandas Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana dalam Panggung Civil Society Radio Idola, Rabu (8/6).
Wacana ini justru menunjukkan sikap bangsa yang rendah diri. Sebab yang dibutuhkan saat ini bagaimana mendorong para dosen meningkatkan kinerjanya dan tentunya hal ini harus dibarengi upaya sungguh-sungguh dari kementerian terkait.
Menurut Dadang, wacana impor orang asing untuk menjadi rektor perguruan tinggi negeri (PTN) tidak tepat. Apalagi wacana ini digulirkan untuk mengikuti negara lain yang menerapkan kebijakan tersebut sehingga kampusnya berkelas dunia.
“Menjadi perguruan tinggi kelas dunia bukan hanya faktor rektor. Faktor kepemimpinan itu hanya salah satu saja, lebih baik meningkatkan kerjasama internasional. Tujuan penyelenggaraan perguruan tinggi itu kan untuk pusat pusat kebudayaan,” imbuh Dadang.
Dia menjelaskan, untuk meningkatan kualitas perguruan tinggi seharusnya yang direkrut adalah dosen asing. Karena dosen merupakan profesi yang menuntut kualitas akademik tinggi.
“Jangan melihat orang asing (rektor, red) lebih baik dari kita terkait leadership. Masih banyak dosen Indonesia yang mampu memimpin perguruan tinggi” tuturnya. (Heri CS/Diaz Abidin)