Semarang, Idola 92.6 FM – Sebagai bagian dari memperkuat jejaring pemberdayaan anak muda di bidang ekonomi, Plan Indonesia mengukuhkan Forum Alumni Pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda Jawa Tengah. Sekitar 300 alumni program Pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda hadir dalam acara yang digelar di Bandungan, Kabupaten Semarang, Kamis (27/10) malam.
Acara yang dihelat dengan memanfaatkan momentum Hari Sumpah Pemuda itu diikuti peserta yang berasal dari Kabupaten Kendal, Kab Semarang, Kota Semarang, Kab Demak, dan Kab Grobogan. Di sela-sela acara juga diisi dengan meet and greet Berbagi Kisah dan Bangun Jejaring Alumni. Setelah acara pengukuhan, juga dibacakan ikrar dan penetapan pengurus Forum Alumni Pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda Jawa Tengah.
Deputy Country Director Plan International Indonesia, Nono Sumarsono mengatakan, pengembangan keterampilan khusus buat anak muda cukup efektif memperkecil jurang (gap) antara kebutuhan tenaga kerja terampil dan minimnya keterampilan pencari kerja.
“Pelatihan Kaum Muda menuju Dunia Kerja” yang diimplementasikan Plan International Indonesia di Semarang terbukti mampu mengurangi keterbatasan tenaga kerja terampil, terutama di Semarang, Jawa Tengah.
“Sebanyak 87 persen peserta pelatihan telah meraih pekerjaan layak. Di tempat kerjanya, mereka yang didominasi anak muda perempuan ini berkembang menjadi pekerja produktif,” kata Nono.
Nono merinci, dari total 601 anak muda yang pernah ikut dalam program pelatihan yang diinisiasi Plan Indonesia, tercatat 522 anak sudah bekerja dan ditempatkan di 144 perusahaan.
“Ini melebihi target awal kami, ternyata yang bisa bekerja lebih dari 80 persen. Target kami hanya 80 persen, ternyata lebih. Mereka yang bekerja rata-rata di bidang ritel dan restoran,” jelas Nono di sela-sela acara kepada Radio Idola 92.6 FM.
Menurut Nono, semua pihak termasuk pemerintah dan kalangan dunia perlu mencari solusi terbaik untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di kalangan anak muda. Apalagi saat ini persaingan antara tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing semakin terbuka. Melansir data Kementerian Tenaga Kerja, sampaitahun 2030, Indonesia masih kekurangan 115 juta tenaga terampil. Saat ini, Indonesia baru memiliki 55 juta tenaga terampil.
Siapkan Tenaga Kerja Terampil
Sebagai organisasi kemanusiaan independen yang berkomiten agar anak terbebas dari kemiskinan, kekerasan & ketidakadilan, Plan International Indonesia mengimplementasikan sejumlah program, mencakup perluasan akses anak muda, terutamaperempuan, di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi.
Nono berharap, ‘Pelatihan Kaum Muda menuju Dunia Kerja’ yang diimplementasikan bersama Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BPPLK) dan Magistra Utama diharapkan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil, khususnya di Semarang. Program yang berjalan sejak Januari 2014 ini di desain untuk memberdayakan anak muda, terutama yang marjinal, termasuk anak muda berkebutuhan khusus. Proyek yang pendanaannya didukung oleh Plan International Jerman ini merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi anak muda (Youth Economic Empowerment) Plan International Indonesia.
Mirza Kusuma, National Project Manager Youth Economic Empowerment Plan International Indonesia mengatakan, bersama BPPLK, Plan International membangun mata rantai pemberdayaan anak muda untuk memasuki dunia kerja. “Sementara ini, di Semarang kami fokus pada pengembangan keterampilan kerja di bidang resto dan retail,” kata Mirza.
Setidaknya, menurut Mirza, di kedua bidang itu sangat terlihat adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja terampil.Dalam program ini, Plan International Indonesia menggandeng Paguyuban HRD Jawa Tengah, untuk memfasilitasi penempatan kerja para peserta pelatihan.
“Mereka berkomitmen membangun jaringan untuk memperbesar peluang memperoleh kesempatan kerja yang layak. Melalui forum tersebut, mereka bertukar informasi,” tandas Mirza.
Sementara itu, salah satu anak muda peserta program ini, Felix mengaku senang dan bersyukur bisa seperti saat ini. Bekerja di perushaan besar dengan kesejahteraan yang bagus. Saat ini Felix tercatat sebagai salah satu karyawan di Coca Cola Company di kawasan Bawen.
Kepada kawan-kawannya dia berpesan, segala jerih payah tak akan sia-sia. Ia dulu setiap hari harus bangun tiap pukul 05.00 pagi saat mengikuti pelatihan di BPPLK Semarang.
“Saat masih tidur nyenyak sudah dioprak-oprak untuk bangun. Kini, ternyata bermanfaat, sebab, setiap hari harus masuk kerja jam 6 pagi. Jadinya, sudah biasa. Ini hikmahnya rajin bangun pagi. Kunci sukses saya, rajin bangun pagi,” tandasnya yang disambut sorak sorai dan tepuk tangan teman-temannya. (Heri CS)