Semarang, Idola 92.6 FM – Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Yulianto mengatakan perbandingan antara partisipasi dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemilihan kepala daerah (Pilkada) berbeda.
“Dari sejumlah gelaran pemilihan umum yang telah dilalui, tingkat partisipasi masyarakat di Jawa Tengah memang terus mengalami peningkatan,” katanya di Semarang, Sabtu (24/9).
Ia mencontohkan pada pelaksanaan pilkada serentak tahap pertama yang digelar 2015 kemarin telah menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat mencapai 62 persen. Artinya masyarakat mulai sadar akan pentingnya pesta demokrasi.
Berbeda dengan partisipasi pilkada, tingkat pengetahuan masyarakat akan pemilu ternyata masih rendah. “Rerata baru sekira 52 persen saja bahkan ada yang 40 persen di beberapa daerah tertentu,” tuturnya.
Hal itu menunjukkan bila pengetahuan akan misi dan visi para calon yang maju belum diketahui masyarakat secara luas.
“Kalau ditanya kapan pilkada mereka bisa menjawabnya, termasuk siapa calon yang maju. Tapi kalau ditanya apa misi dan visi masing-masing calon, masyarakat banyak yang tidak tahu,” jelasnya.
Hal itulah yang menjadi kekhawatiran tersendiri, mengingat pelaksanaan pilkada serentak 2017 digelar tidak lama lagi. Masyarakat ditakutkan tidak mengetahui visi-misi dari calon kepala daerah yang maju dalam pilkada.
Sementara itu diketahgui, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah Joko Purnomo menyatakan, para pasangan calon yang maju di Pilkada serentak 2017 sudah mendaftarkan diri.
Diantaranya, Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara yang terdiri atas tiga pasangan calon. Sementara Brebes, Jepara dan Kota Salatiga masing-masing terdiri dua pasangan calon. Kabupaten Batang 4 pasangan calon.
Sedangkan khusus untuk Kabupaten Pati, hanya ada satu pasangan calon yang mendaftar. Oleh karena itu KPU setempat melakukan perpanjangan waktu pendaftaran hingga 28-30 september 2016. (Budi A/Diaz A/Heri CS)