Semarang, Idola 92.6 FM – Prof Dr Fathur Rokhman, Rektor Universitas Negeri Semarang mengatakan syarat merevitalisasi mimpi Indonesia adalah dengan persatuan.
“Indonesia punya 13.000-an bahasa daerah, ini lebih banyak dari negara-negara lainnya,” ujarnya dalam Semarang Trending Topic (STT) Diskusi Membangun Jawa Tengah oleh Radio Idola bertema “Revitalisasi Mimpi Indonesia” di Hotel Grasia Semarang, Rabu, (31/8).
Menurutnya, Indonesia dalam ulang tahun kemerdekaan RI Ke 71 saat ini bertema “Indonesia Kerja Nyata” maka Revolusi Mental yang digalakkan Presiden Joko Widodo harus benar-benar diwujudkan.
“Semua bisa dimulai dari peningkatan kualitas sumber daya Manusia (SDM). SDM lah yang harus digunakan untuk mengelola kekayaan alam Indonesia selanjutnya,” tukasnya.
Akan tetapi menurutnya, karakter menjadi lebih penting daripada kecerdasan. Mahasiswa harus diajarkan tentang karakter.
“Mereka belajar ilmu pajak, namun tidak memiliki karakter terus menjadi pengemplang pajak itu kan buruk jadinya. Maka begitu pentingnya karakter itu ketimbang kecerdasan” katanya.
Senada, Wakil Rektor Bidang Akademik Dan Kemahasiswaan Universitas Diponegaro Semarang, Prof Muhammad Zainuri menyatakan dari segi pendidikan, perguruan tinggi perlu meningkatkan kompetisi.
“Namun salah satu masalah adalah pemberdayaan dan memberdayakan,” ujarnya.
Menurutnya, pendidikan yang dibangun itu tidak serta merta menghasilkan pemikir tetapi justru harus menghasilkan orang yang action dilapangan.
Dr (Hc) Ir Siswono Yudo Husodo, Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Universitas Pancasila melanjutkan, banyak gangguan kemerdekaan datang dari diri kita sendiri.
“Coba kita lihat dari kemerdekaan banyak gangguan seperti PKI lalu DI, NII, dan ada lagi yang ingin memisahkan diri, Itu hambatan luar biasanya. Kalau lihat Malaysia sejak merdeka tidak ada gangguan seperti demikian,” katanya.
Katanya, hanya dengan suasana aman damai tenang negara bisa maju lalu diikuti kemajuan ekonomi. Dimana sektor usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) berpeluang mengangkat kesejahteraan masyarakat. Artinya sektor usaha perlu dikelola oleh para entrepeuner muda yang ujung-ujungnya menyejahterakan bangsa.
“Untuk pengusaha jangan pernah merasa rendah diri maju terus saja. Saya menyaksikan banyak di Jakarta yang sukses dengan UMKM,” terusnya.
Sementara Kapten (Purn) Fransiskus Adiman, Ka-Bag Minvet DPC LVRI Kota Semarang mengatakan dahulu sebagai anak muda dirinya memiliki rasa ingin mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Rakyat sekarang harus merasa merdeka, itu sudah bentuk menghargai pejuang kemerdekaan terdahulu,” katanya.
Bhakan sebagai purnawirawan dirinya mengaku masih perlu mengisi kemerdekaan. Dan generasi muda adalah calon pemimpin Indonesia. “Mereka harus bisa membuktikan sebagai generasi yang jujur dan berwibawa,” kataya.
Dia mengharapkan agar generasi muda memiliki pendidikan yang lebih tinggi. Agar bisa dilihat sebagai generasi yang hidup sebagai bangsa yang maju. (Diaz A/Heri CS)