Semarang, Idola 92.6 FM – Sejak tiga tahun yang lalu, Mahardika Rizqi Himawan yang akrab dipangil Dika, mahasiswa Magister Ilmu Kelautan di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, menjelajah laut Nusantara. Bersama timnya, ia mengamati fenomena kemunculan hiu paus di perairan Indonesia.
Bercerita melalui sambungan telepon pada Sabtu (30/4) lalu dalam Acara Panggung Civil Society On Weekend, Dika menjelaskan, hiu adalah salah satu biota yang punya nilai penting di Samudera. Awal mula disebut sebagai hiu paus oleh masyarakat karena jenisnya besar.
“Saya meneliti hiu paus sejak tahun 2013, waktu itu saya meneliti di Papua,”tuturnya.
Setelah itu, Dika meneliti keberadaan hiu paus di Sabang, Berau, Probolinggo dan juga Gorontalo. Pemuda yang didapuk sebagai Indonesia Whale Shark Conservation Project Leader pada Whale Shark Indonesia ini menerangkan, saat ini, hiu paus-sedang booming di dunia, seperti di Filipina dan negara-negara lainnya. Sedangkan untuk mengetahui tentang hiu paus, bisa belajar dari orang lain atau melakukan analisa.
“Tidak hanya dari orang lain, tapi biasanya kalau ada hiu paus yang mati, kita analisa, karena kita tahu, hiu paus merupakan binatang yang dilindungi negara,” ungkapnya.
Hiu paus mempunyai keunikan tersendiri. Untuk hidup, ia menyaring makanan. “ Jadi hiu paus hanya bisa mencerna makanannya berupa ikan dengan ukuran 15 cm saja,” kata Dika.
Menurutnya, hingga hari ini, jumlah hiu paus yang terdata mencapai 208 ekor. Rinciannya; 126 ekor berada di Teluk Cendrawasih, 36 ekor di Berau, 1 ekor di Sabang, 28 ekor di Probolinggo dan 17 ekor di Gorontalo. (Yessa/Heri CS)