Semarang, Idola 92.6 FM – Dunia rekaman musik terus berkembang setiap zamannya tak terkecuali jika berbicara tentang “Audio Engineering” dan “Tips Recording”.
Kinwie Zang seorang musisi sekaligus audio engineering yang sudah berkecimpung didunia musik berbagi tips dan pengalamannya di Radio Idola 92.6 FM Semarang. Jumat (24/6).
Dalam talk show sore itu di studio Radio Idola, Kinwie panggilan akrabnya bercerita ia bergelut pertama kali didalam dunia musik saat usia sekolah dimana dia saat itu masih duduk ditingkat SMP.
Perjalanannya kian asik didunia musik justru di Semarang dan benar-benar serius saat masih menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi di Semarang.
Saat itu obsesi ketika masa remaja, Kinwie ingin menjadi seperti idolanya sosok gitaris yang terkenal. Kinwie suka lagu pop dan lagu standar gitar klasik semasa belajar maen gitar akustik. Juga lagu-lagu Slow Rock ringan. Dan ketika sudah serius bermain band, dia sering memainkan lagu-lagu dari Mr.Big dan rock 80an – 90an, terkadang juga Rock 70an.
Kinwie, lelaki 28 tahun asal Pematang Siantar, Sumatra Utara itu menuturkan perkembangan teknologi memudahkan musisi untuk recording sekaligus menyiasati biaya rekaman studio yang mahal. Jadi musisi bisa melakukan rekaman sendiri kemudian dimixing dalam sebuah aplikasi Pro Tools.
“Dulu semuanya dilakukan dari analog tapi sekarang dilakukan dengan digital, Jadi set-up di studio radio seperti sekarang misalnya bisa jadi lebih simple. Saya pakai laptop sebagai backing track. Jadi sangat gampang tanpa repot menggunakan peralatan yang banyak,” ucapnya dalam talkshow dipandu penyiar Radio Idola Nadia Ardiwinata dan Astin Soekanto.
Kinwie sempat mengungkapkan dirinya pernah berhenti bermain gitar dan turun di dunia enginering. Namun kini ia ingin kembali bermain gitar lagi. “Sekarang saya baru main lagi,” cetus pria gondrong yang memiliki motto hidup Rock ‘n Roll itu,
Kinwie berkesempatan memainkan dua musik dalam talk show. Kinwie bercerita bahwa ia menyamakan proses memproduksi musik dengan memasak. Dimana pada dasarnya engineering ada dua yaitu editing dan manipulasi. Dengan proses editing dan manipulasi produksi musik diolah dengan mudah.
“Contohnya, kalau dulu itu musisi sengsara jadi misal saat rekaman salah vokal dimenit 4.30 itu tidak bisa dipakai hasilnya harus ngulang lagi dari awal. Nah kalau dengan proses manipulasi dalam software itu mudah sekali tinggal diolah saja dan tidak perlu mengulang rekaman dari awal,” kata penggemar gitaris Andy Timmons itu.
Bicara tentang perkembangan musik di Kota Semarang, Kinwie menuturkan Kota ini memiliki potensi anak muda yang bisa bermain musik dengan baik. Dia yakin Semarang akan terus melahirkan musisi yang luar biasa.
Namun sayangnya perkembangan musik di Semarang itu jalan ditempat, hal itu karena kesulitan musisi muda untuk proses rekaman.
Kinwie berbagi tips untuk persoalan itu, sebetulnya tekhnologi modern sudah bisa dimanfaatkan untuk rekaman sendiri melalui (programming). Selain itu peningkatan SDM juga dibutuhkan mengingat alat musik sekarang sudah berkualitas baik.
Namun yang sangat penting ialah fungsi bagian vokal karena bagian vital dari sebuah lagu. “Dalam menyanyi akan kelihatan peraaan manusia, karena perasaan manusia tidak bisa ditipu,” kata Kinwie.
Baginya kualitas vokal adalah penunjang utama tidak bisa diganggu-gugat. (Diaz A)