Semarang, Idola 92.6 FM – Masyarakat Negeri Sakura Jepang sejak beberapa tahun ke belakang sudah tidak lagi menyukai pekerjaan sebagai perawat. Akibatnya Jepang kekurangan tenaga perawat khususnya yang menangani orang tua atau lanjut usia.
Kepala Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah AB Rahman di Semarang baru-baru ini mengatakan, setiap tahun di Jepang ada kebutuhan sebanyak lima ribu perawat. Namun, jumlah itu tidak bisa terpenuhi tenaga dari Indonesia karena terkendala sertifikasi keperawatan.
Menurut Rahman, Jepang menerapkan standarisasi perawat yang berbeda dari negara lainnya. Bahkan perawat dari Indonesia syarat utamanya harus bisa menguasai bahasa Jepang dan hal itu berbeda dibanding negara lain yang cukup bisa berbahasa Inggris.
“Tidak cuma kendala bahasa saja tetapi juga budaya orang Jepang yang berbeda dengan di Indonesia. Ini yang masih belum bisa kita masuki,” terang Rahman.
Menurut Rahman, diperlukan adanya campur tangan dari pemerintah untuk ikut meningkatkan kemampuan perawat di dalam negeri. Terutama dalam memenuhi kebutuhan tenaga perawat di Jepang. (Budi A/Diaz A/Heri CS)