Semarang, Idola 92.6 FM – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Tengah menyebut kebutuhan bawang putih selama ini Indonesia sangat tergantung dari Tiongkok. Sehingga, komoditas bawang putih yang mengalami fluktuasi harga sering menyumbang terjadinya inflasi di Jawa Tengah maupun dalam skala nasional.
Kepala BI Kantor Perwakilan Jawa Tengah Iskandar Simorangkir di Semarang, Rabu (10/8) mengatakan, untuk menyetop impor bawang putih pihaknya menyebut akan mengembangkan klaster-klaster bawang putih di delapan Kabupaten di Jawa Tengah.
“Diantaranya Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Magelang, Kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara,” kata Iskandar.
Menurut nya, proyek percontohan lahan bawang putih di Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pekalongan terbukti berhasil mampu menghasilkan 22,83 ton per hectare.
Apabila berhasil di delapan kabupaten, lanjut dia, maka akan dihasilkan 300 ton bawang putih sekali panen. Sehingga upaya meredam laju inflasi melalui pengembangan klaster bawang putih bisa berhasil.
“Kalau ini berhasil, saya yakin Jawa Tengah bisa menjadi pusat atau sentra bawang putih nasional. Jadi tidak perlu impor lagi seperti sekarang,” tuturnya.
Seperti diketahui, sekira 95 persen dari 400 ribu ton bawang putih dipasok Tiongkok. Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor bawang putih pada bulan Juni 2016 mencapai 58.408 ton atau senilai US$49,2 juta. (Budi A/Diaz A/Heri CS)