Semarang, Idola 92.6 FM – Pemberantasan pada level lingkungan masyarakat akan dilakukan para ulama yang diwadahi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah dimana sebelumnya telah bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah .
Mulai hari Jumat 28 Oktober 2016 besok, di 35 ribu masjid yang ada di Jawa Tengah secara serentak membacakan khotbah tentang bahaya peredaran narkotika.
Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat memimpin Apel Deklarasi Gerakan Pelajar Anti narkoba, di halaman kantor gubernur, Kamis (27/10/16).
Dengan angka prevalensi hampir menembus dua persen, maka Jawa Tengah bisa dikatakan masuk kategori provinsi darurat narkoba.
“Orang harus berani melapor jika tahu ada peredaran narkoba di wilayahnya. BNN sebagai tombak untuk membuka ruang pelaporan seluas-seluasnya dan segera menindaklanjuti,” tegas Ganjar.
Ganjar mengingatkan, banyaknya korban dari peredaran narkoba yang meluas hingga kalangan pelajar, mahasiswa sampai dengan anak-anak, merupakan ancaman serius bagi masa depan masyarakat Jawa Tengah.
Sehingga,kata dia, perlu segera diambil tindakan dan langkah tegas serta masif di dalam memberantas peredaran narkoba.
Nyatanya, peredaran narkotika di Jawa Tengah saat ini tidak hanya menyasar pada kalangan dewasa, tetapi juga sudah merambah kalangan pelajar dan anak-anak.
Seperti dari data yang dirilis BNNP Jateng, terdapat 600 ribu warga di provinsi Jateng positif mengonsumsi narkoba. Artinya, tingkat penggunaan narkotika secara umum di Jawa Tengah sebesar 1,96 persen. (Budi A/R7/Diaz A)