Saripati dari jiwa Samurai Pengasih, tak lain adalah bersedia berkorban, bahkan mati, untuk mempertahankan prinsip, dan memberi faedah bagi orang lain. Jikapun mereka menjadi pemenang, unggul dalam kehidupan, seraya meraih kekayaan, tak akan menista orang lain. Terlampau ideal?
Interogasi dingin seperti itu tentu akan lahir dalam benak, manakala dikonfrontasikan dengan pengalaman faktual dalam hidup. Entah mengapa, para pelaku keculasan justru berkibar dalam karir, politisi licik justru jadi pemenang, pedagang curang yang kaya raya, dan lain sebagainya. Sementara di kutub bersebarangan, orang-orang baik tergilas tak berdaya. Seperti kutipan menarik dari buku ini, asumsi umum yang mengatakan bahwa orang baik selesai belakangan. (Doni Asyhar)