Destinasi Wisata Jalur Pendaratan Cheng Ho Diluncurkan

(photo: dotsemarang)

IdolaFM, Semarang – Bertepatan dengan 610 tahun kedatangan laksamana Cheng Ho atau Sam Poo Tay Djien tahun ini masyarakat Tionghoa Semarang menggelar kirab memperingati kedatangan Cheng Ho, Jumat, 14 Agustus lalu. Kirab dimulai sejak pagi hari dari kelenteng Tay Kak Sie, kawasan Pecinan Semarang hingga kelenteng Sam Po Kong Dung Batu, Simongan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikut ambil bagian dalam pergelaran acara budaya ini. Bahkan, Arif selama acara mengenakan atribut busana ala Laksamana Cheng Ho lengkap dengan pedangnya. Dalam kesempatan itu, Arief secara khusus meresmikan peluncuran jalur destinasi wisata pendaratan Laksamana Cheng Ho di Semarang. Menurut Arief, pemerintah sudah ketinggalan langkah dibanding Singapura. “Singapura terlebih dahulu menjadikan wisata jalur Cheng Ho sebagai andalan pariwisata, padahal Singapura tidak pernah disinggahi Laksamana Cheng Ho,” katanya.

Arief memaparkan, ada 10 daerah di Nusantara yang disinggahi Laksamana Cheng Ho. “Jalur Samudera Cheng Ho itu dimulai dari Aceh ke daerah-daerah lainnya, yaitu Batam, Bangka Belitung, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Surabaya, dan Bali,” jelasnya.

Cheng Ho (photo: bisnis.com)
Cheng Ho (photo: bisnis.com)

Wisata jalur pendaratan Cheng Ho di Indonesia kurang populer dibandingkan Singapura, lebih dikarenakan kurangnya promosi pemerintah akan wisata budaya ini. Oleh karena itu, mulai tahun ini pihak kementerian pariwisata akan gencar melakukan promosi jalur pendaratan Laksamana Cheng Ho.

Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Kota Semarang menjadi sebuah keunggulan untuk Indonesia dan nilai lebih untuk promosi ke luar negeri khususnya ke Tiongkok. Dari beberapa faktor yang dimiliki Indonesia khususnya Semarang, Arief optimistis promosi wisata jalur pendaratan Cheng Ho, dapat menggaet wisatawan asal negeri Tirai Bambu itu.

Sebagai catatan, anggaran Kementerian Pariwisata untuk promosi tahun 2015 sebesar Rp1 triliun meningkat 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, alokasi belanja promosi wisata di Indonesia hanya US$ 49,6 juta, atau sekitar Rp 300 miliar. Jumlah yang jauh lebih rendah dibandingkan Singapura yang US $278 juta dan Malaysia US $300 juta untuk tahun yang sama. (Budi Aris / Yudhi Arunggani / Heri CS)

Ikuti Kami di Google News